PhotobucketPhotobucketPhotobucket

Yang Bisa mengurangi Kualitas Sperma

Ada banyak hal yang bisa membuat pasangan sulit mendapat momongan. Dari alergi sperma, kualitas sel telur yang buruk, hingga sperma yang tidak efektif. Sekitar 1 dari 10 pasangan mengalami infertilitas atau ketidaksuburan. Faktor sang pria diperkirakan ikut andil sebesar 30% dari total kasus ketidaksuburan ini. Pria menghasilkan jutaan sperma setiap hari, sedangkan perempuan hanya menghasilkan 300-400 telur sepanjang hidupnya. Faktor eksternal dapat mempengaruhi kesehatan sperma. Dan karena sel-sel sperma memakan waktu sekitar 75 hari untuk tumbuh hingga benar-benar matang, hal-hal yang dapat mengganggu pertumbuhan sel sperma dapat mempengaruhi kesuburan pria. Berikut adalah 10 faktor yang dapat mempengaruhi sperma pria.

Kepanasan
Testis manusia hanya dapat berfungsi dengan baik jika berada di tempat yang paling dingin dari seluruh tubuh. Anatomi tubuh pria dirancang untuk menciptakan jarak antara testis dan suhu inti tubuh. Jika suhu testis dinaikkan hingga 37 derajat Celcius, produksi sperma berhenti. Ketika produksi terganggu, dampak negatifnya bisa berlangsung selama berbulan-bulan (menurut Hal Danzer, MD, spesialis kesuburan di Los Angeles)

Berendam dalam air panas
Berendam dalam air panas tidak baik untuk testis. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2007, 30 menit yang dihabiskan di jacuzzi atau bak mandi air panas dapat menurunkan produksi sperma. Paparan suhu panas dapat berdampak pada sperma pria untuk waktu yang sangat lama. Karena sperma memerlukan waktu lama untuk matang, segala upaya untuk mengurangi paparan tersebut biasanya memakan waktu setidaknya enam sampai sembilan bulan untuk menunjukkan perbaikan

Demam
Demam tinggi dapat memiliki efek yang sama seperti halnya berendam dalam air panas dengan durasi yang sama. Tergantung pada waktu proses produksi sperma, konsentrasi sperma dapat turun hingga 35% setelah demam, menurut sebuah penelitian tahun 2003.

Laptop
Meskipun terdengar agak janggal, komputer laptop dapat mempengaruhi kemampuan pria untuk berkembang biak. Menurut para peneliti di State University of New York di Stony Brook, ada korelasi langsung antara penggunaan laptop dan peningkatan suhu skrotum sebesar 2 derajat Celcius pada posisi tertentu. Peningkatan ini memiliki efek berbahaya pada proses pembentukan sperma. Jadi jika ingin dapat momongan, sebaiknya letakkan laptop di atas meja.

Celana dalam terlalu ketat
Celana yang terlalu ketat dan sering juga berbahaya bagi kesuburan pria. Meskipun demikian, perbedaan antara celana boxer dan celana dalam biasa tidak cukup besar untuk mempengaruhi jumlah sperma. Celana boxer akan lebih baik daripada celana biasa jika jumlah sperma pria masuk dalam kategori rendah. Tapi pengaruhnya hanya kecil jika jumlah spermanya normal

Pelebaran pembuluh darah
Sekitar 15% pria memiliki varikokel atau varises pada skrotumnya, biasanya di testis sebelah kiri. Ketika seorang pria memiliki jumlah sperma yang rendah, dokter akan merekomendasikan untuk menghilangkan varikokel melalui pembedahan atau melalui embolisasi perkutan, prosedur non-bedah dengan menggunakan kateter. Meskipun tidak jelas, varikokel dapat mengganggu produksi sperma karena mengganggu aliran darah, sehingga menyebabkan skortum menjadi terlalu panas, atau menyebabkan darah kembali ke pembuluh darah yang memasok testis. Meskipun ada sedikit bukti bahwa kesuburan akan membaik setelah menjalani embolisasi varikokel, beberapa dokter lebih percaya bahwa operasi juga dapat meningkatkan kualitas air mani.

Ponsel
Sebuah penelitian tahun 2008 menemukan bahwa pria dengan penggunaan ponsel tertinggi, yaitu lebih dari empat jam per hari, memiliki jumlah, tingkat pergerakan, dan morfologi (bentuk normal) sperma yang lebih rendah secara signifikan Pria sebaiknya membawa ponsel di dalam tasnya daripada dikantongi di saku baju atau celana untuk membatasi paparan radiasi. Namun, karena penelitiannya dianggap kecil, beberapa dokter tidak setuju dengan hasil penelitian ini.

Kegemukan
Obesitas diketahui berkaitan dengan peningkatan produksi hormon wanita (estrogen), penurunan jumlah sperma, disfungsi seksual, dan kemandulan(menurut Daniel A. Potter, MD, dari Huntington Reproductive Center di California). Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 oleh World Health Organization (WHO), dibandingkan dengan pria normal, pria subur yang mengalami obesitas lebih banyak mengalami penurunan fungsi testis dan memiliki jumlah sperma yang lebih sedikit. Meskipun obesitas dapat mengurangi jumlah sperma, hanya obesitas ekstrim yang dapat mempengaruhi kesuburan pria.

Gaya hidup suka berpesta
Rokok, alkohol, dan ganja dapat mengganggu fungsi seksual. Menurut sebuah studi 2010, kecanduan alkohol akan mempengaruhi kualitas dan produksi air mani, dan merokok dapat mengganggu pergerakan sperma. Selain memperlambat pergerakan sperma, penelitian lain menunjukkan bahwa merokok dapat merusak DNA sperma dan menyebabkan disfungsi ereksi.Ganja juga memiliki pengaruh yang sama. Merokok ganja telah terbukti mengurangi jumlah sperma, fungsi sperma, dan kesuburan pria secara keseluruhan.

Gangguan lain
1. Penyumbatan saluran sperma. Baik itu disebabkan oleh cacat lahir, infeksi, trauma, atau vasektomi, penyumbatan mencegah sperma dapat memasuki air mani.
2. Kelainan genetik. Kelainan kromosom dapat menyebabkan produksi sperma sangat berkurang atau bahkan tidak ada. Sebagai contoh, salah satu bentuk cystic fibrosis dapat menyebabkan tidak terbentuknya saluran sperma.
3. Faktor lainnya seperti antibodi anti sperma, ketidakseimbangan hormon, kanker testis, dan gangguan seksual juga dapat mempengaruhi kualitas sperma.